Saturday, December 26, 2009

Ekonomi di 2010 Berefek Positif ke Pasar Modal

Sabtu, 26 Desember 2009 - 15:17 wib
Candra Setya Santoso - Okezone

JAKARTA - Fundamental perekonomian Indonesia yang diprediksi masih tetap
bagus pada 2010 mendatang, dinilai berdampak positif pada investasi di
pasar modal.

"Indonesia memberikan bukti pertumbuhan ekonomi lebih baik di antara
negara berkembang sehingga akan ada dana asing yang masuk ke Indonesia,"
ujar analis PT Bhakti Securities Budi Ruseno, dalam paparan Outlook
2010, di MNC Tower, Jakarta, beberapa waktu lalu.

Menurutnya, Indonesia memiliki fundamental perekonomian baik dengan
deposito dan suku bunga obligasi paling tinggi di Asia setelah Pakistan.
Lebih lanjut, pertumbuhan investasi di pasar modal khususnya reksadana
pun pasti akan tumbuh.

"Dana pihak ketiga (DPK) masih tinggi, suku bunga masih 6,5 persen
sehingga investor masih mencari alternatif investasi termasuk
reksadana," paparnya.

Menurutnya, agar investasi di pasar modal seperti saham dan reksadana
tetap tumbuh diperlukan edukasi kepada masyarakat. Konsep investasi
seperti menabung pun bisa diterapkan dalam pasar modal. Selain itu,
investor perlu mengetahui mengenai volatilistas di pasar modal.

"Sering orang berpikir investasi di saham dan reksadana harus memerlukan
dana yang besar. Ke depan, konsep investasi bisa seperti menabung. Jadi
kita bisa berinvestasi di reksadana seperti menabung," jelasnya.

Dirinya memperdiksikan, harga saham pada 2010 bisa tumbuh 15 persen
hingga 20 persen seiring pertumbuhan perusahaan di Indonesia.
Menurutnya, reksadana saham dan campuran menjadi alternatif investasi
reksadana pada 2010.

Budi menambahkan, bila seseorang ingin berinvestasi harus mencocokkan
jangka waktu investasi dengan instrumen yang ada. Misal, kalau ingin
berinvestasi pada jangka pendek bisa di reksadana pasar uang dan ORI.
Untuk jangka menengah, reksadana terproteksi dan reksadana pendapatan tetap.

Sedangkan jangka panjang bisa di reksadana saham dan saham. Dia
menyarankan, investor harus melakukan analisa terhadap diri sendiri,
tujuan investasi dan strategi investasi. "Setiap individu berbeda-beda
dalam berinvestasi sehingga perlu ada proses belajar dan implementasi,"
pungkasnya.
(ade)

No comments:

Post a Comment