Economy Okezone

Monday, May 18, 2009

Pre-Opening BEI Dibuka Kembali Khusus Saham LQ-45

Senin, 18/05/2009 06:55 WIB
Indro Bagus SU - detikFinance

Jakarta - Setelah 7 bulan, Bursa Efek Indonesia (BEI) berencana membuka
kembali perdagangan pra pembukaan (pre-opening) pada perdagangan hari
ini, Senin (18/5/2009). Pre-opening khusus saham-saham yang masuk daftar
45 saham terlikuid versi BEI (LQ-45).

"Sesi pra pembukaan (pre-opening) untuk perdagangan efek bersifat
ekuitas akan dibuka kembali pada hari Senin tanggal 18 Mei 2009," ujar
Direktur Utama BEI,
Erry Firmansyah dalam keterbukaan informasi BEI yang dikutip
detikFinance, Senin (18/5/2009).

Penutupan pre-opening diberlakukan BEI sejak pembukaan perdagangan Senin
13 Oktober 2008, seiring kejatuhan pasar saham. Pre-opening terakhir
kali diberlakukan pada hari ketika seluruh perdagangan di BEI dihentikan
total (suspensi BEI) pada 8 Oktober 2008.

Pre-opening adalah perdagangan yang dilakukan selama 1 menit pertama
pada pukul 09.25 hingga 09.26 JATS. Transaksi yang dilakukan selama
periode pre-opening berpengaruh pada pembentukan harga-harga saham
tertentu sekitar 60-65 emiten teratas.

Transaksi yang terjadi pada pre-opening cukup berpengaruh pada gerak
IHSG ketika pasar dibuka pukul 09.30 JATS.

Setelah 7 bulan transaksi di bursa tanpa pre-opening, BEI akhirnya
memutuskan membuka kembali pada perdagangan hari ini. Jika biasanya
pre-opening dibuka bagi 60-65 saham teratas, dalam pembukaan pre-opening
kali ini, khusus dibuka bagi saham-saham yang masuk daftar 45 saham
terlikuid versi BEI (LQ-45).

"Sesi pre-opening hanya berlaku untuk saham-saham yang masuk dalam
daftar saham indeks LQ-45," jelas Erry.

Berikut daftar saham LQ-45:

1. PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI).
2. PT Adaro Energy Tbk (ADRO).
3. PT AKR Corporindo Tbk (AKRA).
4. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM).
5. PT Astra International Tbk (ASII).
6. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).
7. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI).
8. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI).
9. PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN).
10. PT BISI Internasional Tbk (BISI).
11. PT Berlian Laju Tanker Tbk (BLTA).
12. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI).
13. PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA).
14. PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BNII).
15. PT Barito Pacific Tbk (BRPT).
16. PT Bayan Resources Tbk (BYAN).
17. PT Charoen Pokphand Tbk (CPIN).
18. PT Ciputra Development Tbk (CTRA).
19. PT Elnusa Tbk (ELSA).
20. PT International Nickel Indonesia Tbk (INCO).
21. PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF).
22. PT Indika Energy Tbk (INDY).
23. PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP).
24. PT Indocement Tunggal Perkasa Tbk (INTP).
25. PT Indosat Tbk (ISAT).
26. PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG).
27. PT Jasa Marga Tbk (JSMR).
28. PT Kalbe Farma Tbk (KLBF).
29. PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR).
30. PT PP London Sumatera Tbk (LSIP).
31. PT Medco Energi International Tbk (MEDC).
32. PT Mitra Rajasa Tbk (MIRA).
33. PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS).
34. PT Bank Pan Indonesia Tbk (PNBN).
35. PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA).
36. PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO).
37. PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB).
38. PT Semen Gresik Tbk (SMGR).
39. PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA).
40. PT Timah Tbk (TINS).
41. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM).
42. PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP).
43. PT United Tractors Tbk (UNTR).
44. PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR).
45. PT Wijaya Karya Tbk (WIKA).

(dro/qom)

Mencoba Kaya Lewat Krupuk Miskin

Minggu, 17/05/2009 13:58 WIB

Subang - Berkat ide kreatifnya, Udin Saifudin sukses mengembangkan
bisnis kerupuk sangrai yang dirintisnya sejak tahun 1974. Orang menyebut
kerupuk buatan Udin ini sebagai 'kerupuk miskin' karena kerupuk ini
digoreng dengan menggunakan pasir.

"Sebelumnya saya hanya bantu orang tua. Tetapi ketika orang tua
meninggal sejak tahun 1974 saya yang mengambil alih," ujar Udin saat
berbincang dengan detikFinance, di kediamannya, jalan raya Purwadadi,
Subang, Minggu (17/5/2009).

Udin menjelaskan, awalnya ia dan istrinya menjual kerupuk biasa yang
digoreng dengan menggunakan minyak goreng. Namun karena kurang laku dan
dagangannya sering bersisa, maka sejak tahun 1990-an Udin beralih
menggunakan pasir untuk menggoreng kerupuk buatannya.

"Kalau pakai minyak lakunya kurang, banyak barang sisa. Kalau ini selalu
langsung habis. Dulu tidak ada yang goreng pakai pasir, eh sekarang
banyak yang ikut-ikutan," ungkap ayah dari lima anak ini.

Selain lebih murah, alasan Udin menggoreng dengan pakai pasir karena
lebih sehat dari pada menggunakan minyak goreng. Lagipula pembeli tidak
perlu khawatir karena pasir yang digunakan Udin sudah dicuci terlebih
dahulu sebelum digunakan.

"Kalau pakai minyak goreng, orang yang sedang batuk, sakitnya bisa makin
parah. Kalau ini mah sakit batuk juga tidak berefek," jelas pria berusia
55 tahun ini.

Meskipun begitu, Udin mengaku, dengan digunakannya pasir maka ia harus
lebih bersabar ketika memasak kerupuk. Sebab untuk menyanggrai 100
kaleng kerupuk membutuh waktu empat jam. Padahal jika pakai minyak
goreng waktu yang diperlukan hanya sekitar seperempat jam.

"Tapi rasanya kan beda, lebih khas dan renyah," tuturnya.

Gurihnya rasa kerupuk buatan Udin ini juga tidak lepas dari bahan-bahan
yang digunakannya. Adapun bahan-bahan yang digunakan Udin dalam meramu
kerupuknya yaitu tepung singkong, bawang merah, jengkol, penyedap ras,
garam dan zat pewarna.

"Kemudian dibentuk lalu dijemur paling satu hari, di hari kedua kering
dan bisa disangrai. Kalau musim hujan, biasanya kami menggunakan oven."

Udin menyatakan dalam sehari ia bisa menjual sekitar 100 kaleng dengan
harga sekaleng sekitar Rp 7.000. Omset rata-rata yang peroleh Udin
sekitar Rp 21 juta per bulan.

"Paling ramai waktu lebaran, bisa 200 sampai 300 kaleng per hari. Kalau
libur sekolah panjang juga ramai," aku Udin yang kini dibantu oleh enam
orang pegawai.

Jika dulu Udin harus berkeliling untuk menjual kerupuk buatannya, kini
ia hanya tinggal ongkang-ongkang kaki karena kini pembelilah yang
menyambangi rumahnya.

"Dulu saya jualan keliling, tapi sekarang tidak jual kemana-mana, Tunggu
saja orang yang datang. Kalau sudah coba beli disini, tidak akan
kemana-mana, siang malam datang kesini," jawab Udin sambil tersenyum senang.

Udin Saifudin
Kampung warung asem,
Jalan raya Purwadadi, Subang(epi/lih)

Sumber : Detik Finance

Thursday, May 14, 2009

Empat Energi Positif Dukung Bisnis Properti

Kompas.com/Josephus Primus
Kamis, 14 Mei 2009 | 00:15 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Kini, ada empat energi positif yang mendukung
bisnis properti di Tanah Air. Selain BI Rate yang sudah turun hingga
7,25 persen, peluang bisnis properti makin cerah oleh peningkatan
kinerja bursa saham dan penguatan nilai rupiah. "Jangan lupa, lancarnya
pelaksanaan pemilu legislatif juga menjadi pendukung," kata Direktur PT
Lippo Karawaci Tbk Jopy Rusli, Rabu (13/5).

Maka dari itulah, lanjutnya, pihaknya cepat-cepat merebut kesempatan
dengan penawaran The Infinity kepada publik. Proyek apartemen premium di
kawasan Kemang Village ini merupakan yang kelima setelah The Ritz,
Cosmopolitan, Empire, dan Tiffany. "Targetnya, selesai pada November
2011," imbuh Jopy.

Sementara, memanfaatkan kawasan Kemang yang makin banyak dihuni kalangan
ekspatriat, tambah Jopy, pihaknya menempatkan warga negara asing
tersebut sebagai sasaran. "Kawasan Kemang kan sudah menjadi kawasan
internasional," katanya.

Khusus untuk Infinity, pihak pengembang sudah merogoh kocek untuk
pendanaan hingga Rp 400 miliar. Sementara, harga jual yang ditawarkan
untuk satu unitnya, kata Jopy, berkisar mulai Rp 2 miliar.

Masih menurut Jopy, pihaknya menawarkan 174 unit apartemen di Infinity.
Luasnya bervariasi mulai dari 105 meter persegi hingga 305 meter
persegi. "Sudah ada 35 unit yang dipesan," aku Jopy.

Keunikan Infinity, kata Jopy pula, terletak pada konsep bangunan yang
memanfaatkan banyak jendela kaca agar pencahayaan alami makin kentara.
Sementara, jendela-jendela itu akan dibuat menghadap dua sisi. Di lokasi
tersebut, nantinya, akan ada 20 kolam renang dan 50 resor air.


XVD

Wednesday, May 13, 2009

Ada 20 Agen Resmi Penjual ORI

Rabu, 13 Mei 2009 | 19:14 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak 20 institusi berupa bank maupun
perusahaan sekuritas resmi menjadi agen penjual obligasi negara ritel
(ORI) selama tahun 2009 setelah menandatangani kontrak dengan Departemen
Keuangan.

"Agen penjual yang kita angkat saat ini dinilai berdasar kriteria yang
obyektif," kata Dirjen Pengelolaan Utang Depkeu Rahmat Waluyanto dalam
penandatangan perjanjian kerja sama antara Depkeu dengan agen penjual
ORI 2009 di Jakarta, Rabu (13/5).

Rahmat menyebutkan, terdapat sejumlah agen penjual baru ORI yang
sebelumnya belum pernah ikut menjadi agen ORI dari ORI001 hingga ORI005.
"Untuk yang sudah pernah ikut sebelumnya, kami lakukan penilaian khusus
bagaimana 'performance' (kinerja) selama ini, ada yang tidak diangkat
lagi menjadi agen," katanya.

Ia menyebutkan, kinerja masing-masing dipantau termasuk setelah tak jadi
agen penjual ORI.

Sementara itu 20 agen penjual ORI itu terdiri dari 14 bank dan 6
perusahaan sekuritas. Agen penjual itu adalah PT Bank Mandiri Tbk, PT
Danareksa Sekuritas, PT Ciptadana Securities, PT Relliance Securities,
Indopremier Securities, PT Mega Capital Indonesia, PTB Bank OCBCB NISP,
Citibank NA, dan PTB Bank Bukopin Tbk.

Lainnya, Standard Chartered Bank, PTB Bank BII Tbk, PTB Bank Permata
Tbk, PTB Bank CIMB Niaga Tbk, PTB Bank BRI Tbk, PTB Bank Mega Tbk, PT
Pan Indonesia Bank Tbk, PTB Bank BNI Tbk, PTB Bank BCA Tbk, Bank HSBC,
dan PT Trimegah Securities Tbk.

XVD
Sumber : Ant

BI: Ekonomi Kuartal II Lebih Baik

Rabu, 13/05/2009 12:33 WIB
Herdaru Purnomo - detikFinance

Jakarta - Bank Indonesia menegaskan perekonomian Indonesia bakal lebih
baik pada kuartal II-2009. Namun perekonomian Indonesia sepanjang tahun
2009 ini belum akan lepas dari pengaruh global.

"Pertumbuhan ekonomi akan lebih baik di kuartal II. Inflasi akan lebih
rendah," ujar Deputi Gubernur BI Miranda S Goeltom di Kongres Perbanas
di Jakarta Convention Center, Rabu (13/5/2009).

Miranda menambahkan, BI masih memasang target pertumbuhan ekonomi 2009
di kisaran 3,5% hingga 4,5%. "Mungkin tidak setinggi yang diharapkan
tapi masih tinggi," katanya.

Untuk inflasi, BI memperkirakan angkanya akan bergerak di level 5-7%.
Meskipun akhir-akhir ini inflasi sudah mendekati batas bawah.

"Inflasi sepanjang tahun masih di kisaran 5-7%, namun sudah turun
mendekati batas bawah. Jika inflasi turun dan rendah, kita bisa
melakukan respons positif dengan mendorong pertumbuhan ekonomi," jelas
Deputi Gubernur Senior BI yang akan segera lengser ini.

Badan Pusat Statistik (BPS) sebelumnya mencatat telah terjadi deflasi
selama dua kali sepanjang tahun 2009 ini yakni pada Januari sebesar
-0,07% dan April -0,31%. Pada April 2009, BPS mencatat inflasi year on
year atau April 2009 terhadap April 2008 sebesar 7,31%.
(qom/lih)

Monday, May 11, 2009

Suku Bunga Turun, Pameran Properti Dibanjiri Pembeli

Minggu, 10 Mei 2009 - 17:26 wib
Ahmad Nabhani - Okezone

JAKARTA - Terus menurunnya suku bunga bank pada kuartal I-2009, dinilai
menjadi pemicu tingginya minat beli masyarakat terhadap sektor properti
selama pameran yang berlangsung sepekan di Jakarta.

"Daya beli masyarakat terhadap kebutuhan sandang masih tetap terjaga dan
terlebih perbankan sudah mulai menurunkan suku bunga kreditnya," kata
Event Manager Property REI Expo 2009, Titi Aris, saat dihubungi okezone
di Jakarta, Minggu (10/5/2009).

Menurutnya, masyarakat lebih banyak memilih berinvestasi di sektor
properti dibandingkan investasi di sektor lainnya. Pasalnya, sektor
properti tetap terjaga di sepanjang tahun dan bahkan terus mengalami
kenaikan harga.

Pada umumnya, para pembeli yang berkunjung lebih berminat pada perumahan
apartemen dan rusunami bersubsidi yang masih menjadi idaman keluarga
kelas menengah ke bawah. Bahkan, dia menjamin target penjualan tahun ini
lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya. Namun dia belum mau
menyebutkan target unit rumah yang dijual tahun ini selama pameran
berlangsung.

Di samping itu, perang diskon tidak bisa dielakkan sebagai siasat
pengembang menawarkan produk dan jenis tipe hunian kepada para
pengunjung. Biasanya pengembang menawarkan diskon antara 10-15 persen
dan bahkan tidak mungkin akan lebih besar lagi menjelang penutupan pameran.

Salah seorang staf pemasaran Kota Wisata mengatakan, pemberian diskon
besar-besaran sekarang ini sudah memacu penjualan rumah cukup pesat.
Diskon yang ditawarkan itu sangat bervariasi mulai harga jual rumah
sampai ke pemberian hadiah istimewa kepada konsumen yang langsung transaksi.

Menurutnya, pengembang Duta Pertiwi Sinar Mas Grup saat ini tengah
menawarkan sekira 4.000 unit rumah tumbuh dalam satu kawasan asri di
Cibubur, Jabar, dengan berbagai tipe. Selama pameran yang digelar sejak
akhir pekan lalu, pihaknya berhasil memasarkan sekitar 1.000 unit rumah
dari berbagai tipe.

Tipe rumah yang ditawarkan itu mulai dari tipe 71 sampai dengan tipe
380, dengan harga antara Rp400 juta-Rp2,2 miliar. Pembelian rumah itu,
bisa dilakukan secara kontan maupun kredit dengan memanfaatkan jasa
beberapa bank pendukung pembangunan perumahan antara lain BRI, BTN, dan
BNI.

Dalam pameran REI Expo 2009 melibatkan 90 pengembang peserta pameran
dengan 108 lokasi proyek properti.

Titi menambahkan, pelaksanaan REI Expo 2009 diharapkan bisa mendorong
laju pertumbuhan investasi yang berdampak positif bagi pertumbuhan
ekonomi seiring implementasi kebijakan aneka tambahan stimulus dari
pemerintah dalam rangka realisasi proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional
2009 pada kisaran 4-5 persen.

Sebelumnya, Corporate Finance Division Head PT Bakrieland Development
Amri Arwono Putro mengatakan, Kuartal II-2009 atau periode Mei-Agustus
2009 diprediksi menjadi titik balik pasar properti. Pada kuartal kedua,
sektor properti diramalkan mulai bangkit setelah terpuruk pada
penghujung 2008. (ade)

Sunday, May 10, 2009

Yudhi Sadewa: Sekarang Saatnya Beli Saham,Jangan ragu-ragu, sekarang waktu yang tepat untuk masuk. Beli saham apapun, nantinya naik.

Minggu, 10 Mei 2009, 08:57 WIB
Antique, Elly Setyo Rini
Yudhi Sadewa (dok.pribadi)

VIVAnews - Chief Economist Danareksa Research Institute Purbaya Yudhi
Sadewa menilai sekaranglah saatnya bagi Anda untuk kembali bermain saham.

"Jangan ragu-ragu, sekarang waktu yang tepat untuk masuk. Anda beli
saham apapun, nantinya harga akan naik terus," kata dia saat Economic
Forum: "G20 Summits Initiative and The Current Indonesian
Political-Economy Map: Their Impacts on Firm Strategic Planning" yang
diselenggarakan oleh Bakrie School of Management di Jakarta, akhir pekan
lalu.

Studi Danareksa menunjukkan lembah resesi telah terdeteksi pada Maret
2009. Model yang dikembangkan Danareksa, terdapat enam siklus bisnis
Indonesia, yakni puncak (peak) 1 hingga 3 dan lembah (trave) 1 hingga 3.

Titik tertinggi siklus bisnis yang menggambarkan ekspansi ada pada
puncak 3, sementara titik terendah yang menggambarkan kontraksi terlihat
pada lembah 1.

"Lembah satu sudah dideteksi pada Maret 2009 lalu, sehingga di lembah
kedua dan ketiga atau setelah Maret adalah masa kembali ekspansi karena
grafik bergerak naik," kata Yudhi.

Selain itu, menurut Yudhi, laju indeks harga saham gabungan (IHSG) di
Bursa Efek Indonesia sudah mulai kencang dan secara ekonomi sudah ada
perubahan ekonomi fundamental. "Permasalahannya, substainable tidak.
Tapi saya yakin, kondisi ekonomi sudah mulai membaik," ujarnya.

Siklus bisnis yang dikembangkan Danareksa terjadi setiap delapan tahun,
yakni terdiri dari tujuh tahun ekspansi dan setahun resesi. "Polanya
sama dengan resesi tahun 2001, sekarang resesi lagi," kata Yudhi.

Secara spesifik, Yudhi optimistis titik pemulihan akan dimulai paling
cepat pada Juni 2009 dan paling lambat pada awal triwulan keempat 2009.
"Jadi, kalau Menkeu (Menteri Keuangan) bilang Maret sudah mulai membaik,
itu benar," ujarnya.
• VIVAnews

Saturday, May 9, 2009

Harga Properti Dubai Anjlok 41%

Sabtu, 09/05/2009 14:40 WIB
Irna Gustia - detikFinance

Dubai - Dubai selama ini menjadi surga properti dunia dalam 10 tahun
terakhir hingga sebelum krisis Oktober 2008. Namun kini booming sektor
properti Dubai berakhir karena mengalami tekanan yang cukup berat akibat
krisis.

Harga properti di Dubai per triwulan I-2009 anjlok 41% yang merupakan
kelanjutan dari penurunan yang terjadi sejak triwulan IV-2008.

Resesi ekonomi dunia membuat pertumbuhan ekonomi global merosot. Sektor
properti di Dubai pun terkena dampak paling tajam. Banyaknya perusahaan
yang tutup sehingga permintaan apartemen dari tenaga asing yang bekerja
di Dubai ikut menyusut.

Lembaga konsultasi Colliers International seperti dilansir BBC, Sabtu
(9/5/2009) mengatakan krisis finansial telah membuat banyak orang
kehilangan pekerjaannya. Padahal selama ini ekonomi Dubai banyak
digerakkan tenaga kerja asing mulai dari tingkat eksekutif hingga karyawan.

Colliers juga melihat spekulan properti yang semula menjadikan Dubai
sebagai surga properti kini telah meninggalkan pasar.

"Mereka banyak yang sudah keluar dari pasar," kata Chief Executive
Colliers Timur Tengah, John Davis.

Davis tidak bisa memprediksi kapan properti Dubai akan bangkit lagi.
Dubai dalam satu dasawarsa terakhir mengalami pertumbuhan ekonomi yang
tinggi dengan motor utama di industri properti dan manufaktur.

Dubai merupakan salah satu emirat dari negara persatuan Uni Emirate Arab
yang memiliki kemajuan ekonomi paling pesat.
(ir/epi)

Friday, May 8, 2009

Medco Tawarkan Obligasi Berbunga 14 Persen

Jum'at, 08 Mei 2009 | 16:16 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: PT Medco Energi International menerbitkan
obligasi senilai Rp 1 triliun dengan tingkat bunga tetap. Dana obligasi
itu akan digunakan untuk modal kerja dan investasi perseroan.

"Obligasi ini merupakan salah satu sumber pendanaan untuk belanja modal
dan operasional perusahaan," kata Direktur Keuangan Medco International
Cyril Noerhadi dalam paparan publik di Jakarta, Jumat (8/5).

Ia memaparkan obligasi berjangka waktu tiga tahun berbunga 12,6-13,6
persen. Sedangkan seri kedua dengan jangka waktu lima tahun ditawarkan
dengan tingkat bunga 13,37-14,37 persen. "Pembayaran bunga akan
dilakukan setiap tiga bulan," katanya.

Cyril menambahkan, 30 persen emisi dana obligasi itu akan digunakan
untuk operasional. Sedangkan 70 persen sisanya akan digunakan untuk
investasi.

Ia menjelaskan setiap tahun perusahaan membutuhkan dana belanja modal
sebesar US$ 300 juta. Perusahaan memiliki lima proyek besar, termasuk
proyek gas alam cair Donggi-Senoro, yang membutuhkan total biaya US$ 1,5
miliar.

DESY PAKPAHAN

Enam Bulan Berlalu, Baru Ini 'Emas Hitam' Cetak Rekor

Kamis, 07 Mei 2009 | 22:58 WIB

TEMPO Interaktif, Houston: Harga minyak naik hampir mendekati US$ 58 per
barel pada Kamis (7/5) waktu setempat, melanjutkan penguatannya dalam
enam bulan terakhir di tengah harapan investor bahwa perekonomian global
mulai tumbuh kembali menjelang akhir tahun.

Namun para analis mengingatkan bahwa harga minyak yang lebih tinggi
bukan merefleksikan fundamental pasar namun lebih dikarenakan
bergejolaknya harga saham di lantai bursa.

Acuan harga minyak untuk pengiriman Juni naik US$ 1,58 ke level US$
57,92 per barel pada tengah hari waktu Eropa dalam perdagangan di New
York Mercantile Exchange. Sebelumnya kontrak pengiriman sempat mencapai
US$ 58,16.

Pada Rabu (6/5) kontrak pengiriman minyak naik 4,6 persen atau US$ 2,50
menjadi US$ 56,34, tingkat tertingginya sejak pertengahan November tahun
lalu. Sedangkan di London, Inggris, harga minyak Brent juga melesat US$
1,48 ke US$ 57,63 per barel di ICE Futures, Kamis ini.

Harga minyak diperdagangkan pada rentang US$ 45 hingga US$ 55 per barel
yang berarti anjlok dari rekor tertinggi yang pernah dicapai oleh "emas
hitam" pada posisi US$ 147 Juli lalu.

Menurut Francisco Blanch, kepala riset komoditas global di Bank of
America Merrill Lynch, negara-negara di seluruh dunia, yang dipimpin
oleh Amerika Serikat dan Cina, telah mengumumkan paket stimulus fiskal
yang semestinya pelan-pelan bisa memantik pertumbuhan ekonomi dan
mendorong daya beli.

"Bila kita menggairahkan perekonomian dunia, tekanan akan datang
kembali," tutur Blanch. "Jika mencetak uang yang cukup, kita berharap
orang-orang akan membeli. Namun andai uang diberikan pada dunia, mereka
akan membelanjakannya."

AP | BOBBY CHANDRA

Wednesday, May 6, 2009

Bangkit, IHSG Kembali Dekati 1.800

KRISTIANTO PURNOMO
Rabu, 6 Mei 2009 | 16:21 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Saham-saham di Bursa Efek Indonesia, Rabu (6/5)
sore, berhasil mempertahankan posisi di zona hijau, sekaligus menambah
poin mendekati level psikologis 1.800.

Indeks harga saham gabungan ditutup menguat 1,48 persen atau 26,266 poin
pada 1.798,336. Saham-saham perkebunan, pertambangan, dan infrastruktur
memimpin laju indeks di jalur positif, sedangkan sektor perbankan masih
terpuruk di zona merah.

Adapun indeks Kompas100 juga bertambah 1,28 persen, indeks LQ45
meningkat 1,28 persen, serta Jakarta Islamic Index melonjak 2,43 persen.

Sebanyak 138 saham naik mendominasi perdagangan hari ini dibandingkan 48
saham turun dan 58 saham stagnan. Milai transaksi mencapai Rp 5,689
triliun dari 123.444 kali transaksi dengan volume 9,237 miliar saham.

Kejayaan Bursa Saham Amrik Terhenti

Selasa, 05 Mei 2009 | 22:10 WIB

TEMPO Interaktif, New York: Kenaikan indeks saham berturut-turut (rally)
di bursa Amerika Serikat yang mendorong indeks Standard & Poor's ditutup
di atas level 900 pada perdagangan Senin, akhirnya berhenti.

Di perdagangan Selasa (5/5) pagi, indeks industri Dow Jones turun 12,35
poin atau 0,15 persen menjadi 8.414,39. Indeks S&P 500 jatuh 0,84 persen
atau 4.36 poin ke level 902,88. Indeks komposit Nasdaq rontok 14,46 poin
atau 0,82 persen ke 1.749,10.

Pada perdagangan Senin (4/5), indeks S&P sempat naik menuju titik
tertinggi tahun ini pada level 907 atau naik 0,44 persen sejak 1 Januari
lalu. Dow Jones ditutup empat persen dibawah penutupan pada 1 Januari.

UPI | BOBBY CHANDRA

Tuesday, May 5, 2009

Aliran Modal Swasta ke Negara Berkembang Bakal Minus di 2009

Senin, 04/05/2009 17:20 WIB
Wahyu Daniel - detikFinance

Jakarta - Aliran modal swasta ke negara berkembang diperkirakan akan
terus turun bahkan bisa jadi negatif di 2009. ADB (Asian Development
Bank) diharapkan bisa menjadi solusi bagi negara berkembang dalam
mengisi aliran modal masuk terutama di tengah terjadinya capital outflow
besar-besaran akibat krisis ekonomi global.

Demikian diungkapkan oleh Dewan Gubernur ADB dari Jepang Kaoru Yosano
pada Pertemuan Tahunan Ke-42 ADB di Nusa Dua, Bali, Senin (4/5/2009).

"Dampak negatif dari krisis ekonomi global ini telah menyebabkan
keringnya likuiditas. Aliran modal swasta ke negara-negara berkembang di
Asia menurun, dari US$ 300 miliar di 2007, turun menjadi hanya US$ 100
miliar di 2008, bahkan diproyeksikan akan negatif di 2009," tuturnya.

Yosano mengatakan di tengah kondisi seperti ini, ADB harus mengambil
peranan dalam menutup pembalikan dana dari negara berkembang yang
terjadi dengan sangat brutal.

Dikatakan oleh Yosano, sejak tahun 2003 Asia telah menjadi pusat
pertumbuhan ekonomi dunia dimana Asia berperan penting dalam menarik
pertumbuhan ekonomi.

"Asia Pasifik berhasil mencapai pertumbuhan ekonomi 8% selama lima tahun
sejak 2003, dan meraih rekor tertinggi sebesar 9,5% di 2007. Dan selama
itu kawasan ini berhasil memberantas kemiskinan," katanya.

Namun dengan hadangan krisis ekonomi yang terjad, pertumbuhan ekonomi di
kawasan ini jatuh menjadi 6,3% di 2008 dan akan terus turun menjadi 3,4%
di 2009.

(dnl/lih)

Monday, May 4, 2009

Transaksi Ramai, IHSG Naik Tinggi

Irna Gustia - detikFinance

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) membukukan kenaikan yang
tinggi di awal pekan ini. Masuknya dana asing dan kenaikan bursa saham
regional mendongkrak kenaikan IHSG. Saham grup Bakrie memimpin kenaikan
IHSG.

Investor asing melihat pasar modal Indonesia masih menjanjikan dan tidak
terkena sentimen flu babi. Kondisi bullish IHSG ini karena sentimen
positif pencapaian deflasi di bulan April. Penguatan IHSG ikut memacu
rupiah yang kini makin sehat.

Deflasi April sebesar 0,31% diperkirakan akan membuat BI memangkas BI
Rate 25 basis poin menjadi 7,25% pada rapat dewan gubernur BI pada
Selasa besok (5/5/2009).

Pencapaian deflasi ini bisa memperpanjang rally karena pasar nyaman
dengan inflasi tahunan pada April sebesar 7,31% yang lebih rendah dari
ekspektasi pasar.

Pada penutupan perdagangan saham Senin (4/5/2009) IHSG menguat 58,565
poin (3,39%) menjadi 1.788,147. Pada sesi satu IHSG naik tajam hingga
52,035 poin (3,01%) menjadi 1.781,617.

Indeks LQ-45 naik 11,795 poin (3,44%) menjadi 354,578 dan Jakarta
Islamic Index (JII) naik 9,929 poin (3,57%) menjadi 288,004.

Perdagangan saham hari ini mencatat transaksi sebanyak 133.381 kali,
dengan volume 11,180 miliar unit saham, senilai Rp 6,119 triliun.
Sebanyak 154 saham naik, 35 saham turun dan 60 saham stagnan.

Saham-saham yang naik harganya antara lain, Bumi Resources (BUMI) naik
Rp 130 menjadi Rp 1.650, Bakrie Sumatra Plantations (UNSP) naik Rp 60
menjadi Rp 620, Darma Henwa (DEWA) naik Rp 12 menjadi Rp 139, Bakrie &
Brothers (BNBR) naik Rp 1 menjadi Rp 84, Perusahaan Gas Negara (PGAS)
naik Rp 75 menjadi Rp 2.575, Tambang Batubara Bukit Asam (PTBA) naik Rp
600 menjadi Rp 9.750 dan Telkom (TLKM) naik Rp 200 menjadi Rp 7.950.

Sedangkan saham-saham yang turun harganya antara lain, Bank Niaga (BNGA)
turun Rp 20 menjadi Rp 750, Indocement Tunggal Prakarsa (INTP) turun Rp
150 menjadi Rp 5.650 dan Bayan Resources (BYAN) turun Rp 50 menjadi Rp
3.100.

Sementara bursa saham Asia pada hari ini kebanyakan menguat seperti
KOSPI naik 3,29%, Shanghai naik 3,32%, STI Singapura naik 5,55%, Hang
Seng naik 5,54% dan Taiwan naik 5,64%.

(ir/qom)
*Komentar : Saayngnya tdak ada informasi besarnya dana asing yang masuk
berapa persen dari keseluruhan. Rasanya penasaran juga dengan uang panas.*

Rupiah dan IHSG Tambah Kuat

Senin, 04/05/2009 12:12 WIB
Sesi Siang
Irna Gustia - detikFinance

Jakarta - Rupiah dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus melaju di
jalur penguatan. Pasar finansial dalam negeri semarak oleh masuknya dana
asing dan ikut terbawa kenaikan bursa saham regional. Saham grup Bakrie
memimpin kenaikan IHSG.

Investor asing melihat pasar modal Indonesia masih menjanjikan dan tidak
terkena sentimen flu babi. Kondisi bullish IHSG ini karena sentimen
positif pencapaian deflasi di bulan April. Penguatan IHSG ikut memacu
rupiah yang kini makin sehat.

Deflasi April sebesar 0,31% diperkirakan akan membuat BI memangkas BI
Rate 25 basis poin menjadi 7,25% pada rapat dewan gubernur BI pada
Selasa besok (5/5/2009).

Pencapaian deflasi ini bisa memperpanjang rally karena pasar nyaman
dengan inflasi tahunan pada April sebesar 7,31% yang lebih rendah dari
ekspektasi pasar.

Pada penutupan perdagangan saham sesi satu, Senin (4/5/2009) IHSG
menguat tajam hingga 52,035 poin (3,01%) menjadi 1.781,617. Sedangkan
rupiah pada perdagangan valas pukul 12.00 WIB menguat 135 poin menjadi
10.510 per dolar AS.

Perdagangan saham sesi siang mencatat transaksi sebanyak 72.844 kali,
dengan volume 5,862 miliar unit saham, senilai Rp 3,185 triliun.
Sebanyak 135 saham naik, 30 saham turun dan 49 saham stagnan.

Saham-saham yang naik harganya antara lain, Bumi Resources (BUMI) naik
Rp 90 menjadi Rp 1.610, Bakrie Sumatra Plantations (UNSP) naik Rp 40
menjadi Rp 600, Bakrie & Brothers (BNBR) naik Rp 2 menjadi Rp 85,
Tambang Batubara Bukit Asam (PTBA) naik Rp 650 menjadi Rp 9.800 dan
Telkom (TLKM) naik Rp 200 menjadi Rp 7.950.

Sementara bursa saham Asia pada sesi siang ini kebanyakan menguat
seperti KOSPI naik 1,59%, Shanghai naik 2,28%, STI Singapura naik 3,77%
dan Taiwan naik 3,8%.

(ir/lih)

Friday, May 1, 2009

Laba Adaro Melejit 9179,21%

Jumat, 01/05/2009 18:28 WIB
Triwulan I-2009
Indro Bagus SU - detikFinance


Jakarta - PT Adaro Energy Tbk (ADRO) membukukan pertumbuhan laba bersih signifikan di triwulan I-2009, sebesar 9179,21% menjadi Rp 1,145 triliun. Pada periode yang sama tahun lalu, perseroan membukukan kerugian sebesar Rp 12,478 miliar.

Demikian disampaikan perseroan dalam siaran pers yang diterima detikFinance, Jumat (1/5/2009).

Pada pos pendapatan perseroan membukukan angka sebesar Rp 6,532 triliun, naik 91,38% dari periode yang sama tahun 2008 sebesar Rp 3,413 triliun. Perseroan memproduksi batubara sebanyak 9,034 juta ton di triwulan I-2009, naik 8% dibanding periode yang sama tahun 2008 sebanyak 8,374 juta ton.

Kendati produksi meningkat, namun penjualan batubara ADRO turun 7% menjadi sebanyak 8,729 juta ton di triwulan I-2009. Pada periode yang sama tahun 2008, perseroan menjual sebanyak 9,407 juta ton. Beban pokok pendapatan dibukukan sebesar Rp 3,703 triliun, naik 39,05% dari sebelumnya Rp 2,663 triliun.

Laba kotor dibukukan sebesar Rp 2,829 triliun, naik 276,9% dari sebelumnya Rp 750,583 miliar. Beban operasional dibukukan sebesar Rp 382,902 miliar, meningkat 542,55% dari sebelumnya Rp 59,591 miliar.

Laba usaha triwulan I-2009 sebesar Rp 2,446 triliun, naik 253,98% dibanding periode yang sama tahun 2008 sebesar Rp 690,992 miliar. Pos beban lain-lain, perseroan membukukan angka sebesar Rp 277,267 miliar, naik 150,43% dari sebelumnya Rp 110,714 miliar.

Laba sebelum pajak sebesar Rp 2,169 triliun, naik 273,78% dibanding sebelumnya Rp 580,278 miliar. Setelah dikurangi pos-pos lainnya, perseroan membukukan laba bersih sebesar Rp 1,145 triliun, naik drastis sebesar 9179,21% dibanding tahun sebelumnya perseroan membukukan rugi bersih sebesar Rp 12,478 miliar.
(dro/qom)

Komentar : Dari laba 1145 triliun rupiah itu berapa banyak yang digunakan untuk merecovery lingkungan akibat pertambangan ya?