TEMPO Interaktif, Makassar -Perusahaan Umum Pegadaian menyatakan produk
investasi emas koin dan batangan 5 gram hingga 1 kilogram tengah diburu
para pedagang kelontongan di Sulawesi Selatan.
Menurut Kepala Humas dan Hukum Perum Pegadaian Kanwil Sulselbar dan
Maluku, Syafiuddin para pedagang tertarik karena kadar emas 22 karat
mencapai 99,9 persen dan bersertifikasi internasional dari PT Aneka Tambang.
"Pedagang banyak yang menyetorkan uangnya untuk mendapatkan emas
berkadar 22 karat," kata dia disela kegiatan sosialisasi investasi emas,
di Kantor Telkom Flexi Kandatel Makassar, kemarin.
Syafiuddn menjelaskan, investasi emas sangat diminati pedagang kecil
yang bergerak di usaha mikro. Produk Perum Pegadaian yang diperkenalkan
Februari 2009 itu, hadir dalam berat 5 gram, 10 gram, 15 gram, 25 gram
dan 1 kilogram. Syafiuddin mengaku, pedagang lebih menyukai investasi
emas sebesar 5 – 10 gram.
Puncak permintaan invetasi emas terjadi di April – November lalu
sebanyak Rp 1,85 miliar yang berasal dari 400 pedagang, dengan total
emas sebesar 90 kilogram. Daya tarik investasi emas, jelas dia, terletak
dari sisi margin keuntungan yang ditawarkan.
Untuk investasi satu bulan memberikan margin keuntungan tiga persen,
kemudian enam bulan sebanyak enam persen, setahun mendapat 12 persen.
Lalu 18 bulan sebanyak 18 persen, dua tahun 24 persen, dan 36 bulan 36
persen. Beramai-ramainya pedagang ikut investasi emas itu, sambung dia,
karena pertimbangan jangka panjang.
Hal itu disebabkan harga emas setiap waktu terus mengalami kenaikkan dan
aman disimpan dalam jangka panjang dibandingkan deposito perbankan.
Apalagi mendapat jaminan dari perusahaan tambang kelas dunia PT Aneka
Tambang yang selama ini menjadi lembaga sah sertifikasi emas.
"Masyarakat bisa mengikuti investasi emas dengan cukup menyetorkan uang
muka 20 persen. Serta melengkapi surat lain seperti KTP dan slip gaji.
Emas koin dan batangan bisa dimiliki setelah cicilan lunas," kata dia.
Meski belum lunas, tutur dia, nasabah bisa menjual emas kapan saja ke
Pagadaian yang dipotong dari sisa angsuran. Bahkan dengan memperlihatkan
sertifikat, nasabah bisa memperdagangkan emasnya dipasaran dengan harga
tertinggi. Berbeda dengan emas dalam bentuk perhiasan yang akan
mengalami hitungan susut.
Dia menambahkan, Perum Pegadaian juga aktif melakukan sosialisasi
investasi emas di perusahaan BUMN, pemerintahan, dan korposari swasta.
"Investasi emas lebih menguntungkan daripada menyimpan uang di bank.
Negara-negara di Eropa menyimpan devisa negara dalam bentuk emas,"
ungkap dia.
Jika produk emas berjalan sukses maka Pegadaian akan menambah lagi
pundi-pundi keuntungan setiap tahun. Sampai posisi November 2009, omset
kredit sudah mencapai 98 persen atau Rp4,6 triliun dari target Rp4,7
triliun di akhir tahun.
Pencapaian omset itu, tumbuh 20 – 40 persen di bandingkan 2007 – 2008.
Omset Pegadaian di 2007 mencapai Rp1,4 triliun dan 2008 berkisar Rp2
triliun.
SULFAEDAR PAY
No comments:
Post a Comment