Tuesday, November 3, 2009

Reksa Dana Saham Tergerus Lebih Dalam

Selasa, 3 November 2009 - 06:59 wib

JAKARTA - Tekanan bertubi tubi sentimen negatif bursa global terhadap
indeks harga saham gabungan (IHSG) bulan lalu turut melemahkan kinerja
reksa dana, terutama reksa dana saham.

Selama 30 hari terakhir atau sepanjang Oktober 2009, return atau hasil
investasi reksa dana saham secara rata-rata turun 4,89 persen. Penurunan
ini lebih besar dibandingkan kinerja IHSG yang sepanjang bulan lalu
hanya tergerus 4,04 persen ke level 2.367,7. Analis lembaga riset
Infovesta Utama Wawan Hendrayana menilai wajar kinerja reksa dana saham
yang lebih rendah di saat bursa saham turun. "Reksa dana saham memang
lebih agresif dibandingkan IHSG," katanya di Jakarta kemarin.

Wawan menjelaskan, Manajer Investasi (MI) selalu berupaya memberikan
kinerja yang memuaskan untuk investornya. Alhasil, selalu diupayakan
transaksi, sehingga berpotensi merugi ketika bursa saham jatuh. Selain
itu,kinerja yang lebih rendah disebabkan adanya biaya pengelolaan yang
membuat hasil investasi di reksa dana saham lebih kecil. Semua reksa
dana saham,yang mencapai 71 produk, tercatat tergerus kinerja bursa saham.

Lima produk yang paling parah terkena imbas, Jakarta Blue Chip yang
diterbitkan PT Jakarta Investment yang turun 10,12 persen, BNI Dana
Berkembang yang dikeluarkan PT BNI Securities (-10,4 persen), Batasa
Equity Syariah yang diterbitkan PT Batasa Capital (-11,14 persen),
Makinta Mantap milik PT Makinta Securities sebesar 14,66% dan terparah
Paramitra Premium yang diterbitkan PT Paramitra Alfa Sekuritas,
berkurang 17,58 persen. Senada dengan Wawan, Presiden Direktur Fortis
Investment Eko B Pratomo mengatakan, koreksi yang terjadi pada saham dan
selanjutnya berimbas kepada reksa dana saham cukup wajar.

Penurunan kali ini justru memberikan kesempatan kedua bagi investor yang
tidak sempat membeli pasar reksa dana saat bursa global jatuh tahun
lalu. "Banyak orang yang ketinggalan dan akhirnya menunggu.Ini adalah
saat yang baik, meskipun fluktuasi ini memang membuat investor ragu
kapan waktu yang tepat,"tuturnya. Dia memaparkan,dalam jangka panjang,
pasar akan naik bila melihat prospek dan fundamental perekonomian
Indonesia yang baik.

Alhasil, investor yang masih ragu disarankan untuk disiplin menentukan
pada level rendah manakah IHSG yang tercipta sebelum memutuskan membeli
reksa dana saham. Dalam situasi seperti ini, reksa dana saham
direkomendasikan untuk investasi jangka panjang. Sementara itu, untuk
pemain reksa dana dalam jangka pendek riset Infovesta merekomendasikan
investor untuk mengoleksi reksa dana saham pada awal bulan ini.

Data historis10 tahun terakhir menunjukkan, investor yang membeli reksa
dana saham pada November dan menjualnya akhir tahun selalu
untung."Tetapi reksa dana saham memang tidak bisa jangka pendek. Harus
panjang, setidaknya tiga tahun, baru kemudian bisa mengalahkan kinerja
IHSG," kata Wawan. (Muhammad Ma'ruf/Koran SI/css)(okezone)

No comments:

Post a Comment