Nurfajri Budi Nugroho - Okezone
JAKARTA - Produsen pesawat udara Boeing melaporkan pendapatan per
sahamnya pada kuartal pertama 2009 turun 47 persen menjadi USD0,86
akibat koreksi sebesar USD0,38 dolar per saham.
Penurunan disebabkan tertundanya produksi pesawat lorong ganda serta
rendahnya prediksi kenaikan harga pengiriman pesawat komersil.
Selain dampak pelemahan pasar pesawat komersil, hasil yang baik dalam
program Sistem Pertahanan Terpadu (Intergrated Defense Systems) dan
Pesawat Angkut Komersial (Commercial Airplanes) telah memperkuat hasil
kuartal pertama ini. Kinerja kuartal pertama juga turut dipengaruhi
hasil yang kurang memuaskan di divisi kedirgantaraan, serta tingginya
biaya pengembangan dan riset.
"Krisis ekonomi global yang berkepanjangan membawa tantangan baru dalam
pasar pesawat komersil," jelas Chairman, President, dan Chief Executive
Officer Boeing Jim McNerney dalam keterangan tertulis yang dikirimkan
kepada okezone, Jumat (24/4/2009).
"Kami percaya bahwa kami berada dalam posisi yang lebih baik dibanding
kebanyakan perusahaan lain dalam menghadapi tekanan ekonomi yang terus
berlanjut ini," tambahnya.
Perusahaan, menurut McNerney, akan melakukan tindakan yang dibutuhkan
untuk menjaga kekokohan keuangan serta kemampuan berinvestasi dan
bertumbuh secara jangka panjang.
"Kinerja di sebagian besar program-program kami tetap memuaskan, dan
kami terus memperlihatkan kemajuan dalam program 787 maupun program
lainnya," urai dia.
Penghasilan kuartal pertama Boeing meningkat 3 persen menjadi USD16,5
miliar sementara arus kas operasional tercatat sebesar USD0,2 miliar
yang mencerminkan investasi berkesinambungan dan rendahnya uang muka
pemesanan pesawat komersial.
Boeing menurunkan arahan penghasilan per saham untuk tahun 2009 antara
USD4,70 dan USD5 yang utamanya disebabkan oleh prediksi terhambatnya
laju kenaikan harga.
Jumlah piutang Boeing pada akhir kuartal pertama ini adalah sebesar
USD339 miliar, atau turun 4 persen. Hal ini disebabkan tertutupnya
piutang melalui pendapatan, prediksi terhambatnya laju kenaikan harga,
serta adanya pemesanan baru untuk C-17 di IDS yang mampu menutupi
sebagian kerugian akibat pembatalan pemesanan 787. (jri)
No comments:
Post a Comment