Economy Okezone

Friday, May 8, 2009

Enam Bulan Berlalu, Baru Ini 'Emas Hitam' Cetak Rekor

Kamis, 07 Mei 2009 | 22:58 WIB

TEMPO Interaktif, Houston: Harga minyak naik hampir mendekati US$ 58 per
barel pada Kamis (7/5) waktu setempat, melanjutkan penguatannya dalam
enam bulan terakhir di tengah harapan investor bahwa perekonomian global
mulai tumbuh kembali menjelang akhir tahun.

Namun para analis mengingatkan bahwa harga minyak yang lebih tinggi
bukan merefleksikan fundamental pasar namun lebih dikarenakan
bergejolaknya harga saham di lantai bursa.

Acuan harga minyak untuk pengiriman Juni naik US$ 1,58 ke level US$
57,92 per barel pada tengah hari waktu Eropa dalam perdagangan di New
York Mercantile Exchange. Sebelumnya kontrak pengiriman sempat mencapai
US$ 58,16.

Pada Rabu (6/5) kontrak pengiriman minyak naik 4,6 persen atau US$ 2,50
menjadi US$ 56,34, tingkat tertingginya sejak pertengahan November tahun
lalu. Sedangkan di London, Inggris, harga minyak Brent juga melesat US$
1,48 ke US$ 57,63 per barel di ICE Futures, Kamis ini.

Harga minyak diperdagangkan pada rentang US$ 45 hingga US$ 55 per barel
yang berarti anjlok dari rekor tertinggi yang pernah dicapai oleh "emas
hitam" pada posisi US$ 147 Juli lalu.

Menurut Francisco Blanch, kepala riset komoditas global di Bank of
America Merrill Lynch, negara-negara di seluruh dunia, yang dipimpin
oleh Amerika Serikat dan Cina, telah mengumumkan paket stimulus fiskal
yang semestinya pelan-pelan bisa memantik pertumbuhan ekonomi dan
mendorong daya beli.

"Bila kita menggairahkan perekonomian dunia, tekanan akan datang
kembali," tutur Blanch. "Jika mencetak uang yang cukup, kita berharap
orang-orang akan membeli. Namun andai uang diberikan pada dunia, mereka
akan membelanjakannya."

AP | BOBBY CHANDRA

No comments:

Post a Comment